Oleh : Fathul Hayati, S.Pd.Bio
SMK Negeri 1 Salam, Magelang, Jawa Tengah
Bersyukur , itu lah kata yang tepat diungkapkan ketika rejeki itu datang.
Terbayang pun tidak sebelumnya , akan mendapatkan kesempatan sebesar ini. Selama ini hanya bisa melihat beberapa rekan sejawat berangkat ke luar negeri sebagai utusan dari sekolah atau utusan delegasi negara. Pernah sih terbersit sebuah doa dalam gurauan sederhana ..”Saya kapan ya bisa seperti beliau-beliau?” Dan ternyata, Tuhan mengabulkan doa itu di bulan Maret 2019 ini, ketika nama saya tercantum dalam daftar Peserta Pelatihan Pendidik dan Tenaga kependidikan ke Luar Negeri (Korea dan China).
Setelah melewati serangkaian proses administrasi dan pembekalan , akhirnya kami sampai juga di daratan China, kami tiba di bandara Pudong , Shanghai tanggal 7 Maret 2019 pagi hari. Kemudian melanjutkan perjalanan darat menuju kota Jiangsu selama kurang lebih 5 jam dengan menggunakan bis. Menjelang petang kami sampai di kampus Jiangsu Agri- Animal Husbandry Vocational College., di kota kecil Taizhou, Jiangsu, China.
Caption : Foto bersama setelah Opening Ceremony |
Caption : Penandatanganan MOU , Closing ceremony dan Graduation
Sebagai peserta magang / pelatihan kami diterima sangat baik oleh pihak college, kami di tempatkan di dormitory (asrama) mahasiswa , bersama-sama dengan mahasiswa JSAHVC lainnya.
Kesan pertama menginjakan kaki di Taizhou adalah “DINGIN SEKALI”, karena saat kami datang sedang menjelang peralihan musim dari musim dingin ke musim semi, jadi kami harus mulai membiasakan diri dengan kondisi cuaca yang sangat jauh berbeda dengan di tanah air.
Hari Rabu kami sampai di Taizhou, hari pertama itu rasanya masih serba bingung, karena terkendala masalah bahasa pengantar, walaupun kami sudah sempat dibekali penguasaan bahasa mandarin dalam kegiatan “pre departure” , tapi sampai di Taizhou seakan akan bibir terkunci, persediaan bekal pelajaran bahasa mandarin yang sebelumnya di terima seperti tercerai berai di tiup angin selama perjalanan dari Shanghai ke Taizhou. Nyatanya, sampai di Taizhou kami hanya berani berkomunikasi dengan bahasa isyarat, selebihnya hanya bisa mengucapkan kata andalan “xie-xie” (terimakasih).
Beruntung kami kemudian di pertemukan dengan anak-anak mahasiswa asal Indonesia yang sangat perduli dan tulus membantu Bapak-ibu guru peserta Diklat/Magang seperti kami. Jadi mereka lah guide kami selama menjalani kegiatan di Taizhou. Hampir di setiap kegiatan kami, anak-anak selalu membantu, baik itu kegiatan pembelajaran di kelas, ataupun kegiatan keseharian di luar kelas.
Kegiatan selama di Taizhou tidak begitu berbeda dengan kegiatan magang atau pelatihan pada umumnya yang sering kami jalani di P4TK Pertanian Cianjur. Rutinitas kami dimulai dari pagi hari jam 7.30 waktu taizhou, dengan sarapan pagi di kantin kampus bersama-sama, kemudian berlanjut dengan berjalan kaki menuju kelas. Kelas pagi dimulai jam 08.00 dan berakhir pada pukul 11.15, jam 11.15 sampai jam 14.00 adalah waktu untuk istirahat siang. Kelas siang dimulai jam 14.00 sampai jam 16.00.
Banyak hal yang membuat saya tercengang saat pertama melewati hari-hari di Taizhou, satu diantaranya adalah alangkah cepat anak-anak mahasiswa berjalan, saya yang mencoba mengiringi langkah mereka saja sampai ngos-ngos an, tapi karena harus beradaptasi saya jadi ingin meniru gaya jalan mereka, asyik juga ternyata, kita jadi semangat memulai hari dan melangkahkan kaki ke sekolah/ ke kampus.
Di Taizhou tidak banyak mahasiswa yang hilir mudik dengan motor atau mobil pribadi, Kebanyakan warga di Taizhou lebih menyukai angkutan umum seperti bis atau taxi. Kendaraan yang digunakan juga lebih banyak menggunakan sumber energy listrik, makanya hampir tidak saya rasakan polusi udara di sekitar kampus ataupun di area jalan raya. Alangkah nyaman rasanya udara di Taizhou , hanya sayangnya dingin nya itu yang tidak bisa tidak harus ditahan.
Caption : Pembelajaran Di Kelas / Diskusi |
Caption : Kunjungan ke Pabrik pengolahan Kelapa
|
Untuk kegiatan di kampus, kami menerima materi pelajaran yang sudah terstruktur/ terjadwal dengan rapi, lengkap dengan judul materi serta dosen pengajar nya. Beruntungnya beberapa dosen pemberi materi pelajaran di kelas kami umumnya masih agak muda , mereka rata-rata menguasai bahasa pengantar dengan bahasa Inggris, jadi kami bisa menerima materi pelajaran yang diberikan tanpa harus selalu menggunakan guide / penterjemah. Paling-paling kami hanya perlu menterjemahkan dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia, karena jujur saja bahasa Inggrisnya orang China agak berbeda sedikit dalam pengucapannya.
Kegiatan pelatihan / magang ini seperti dibuat dalam dua sesi, sesi pertama adalah kegiatan pembelajaran atau diskusi di kelas, kemudian sesi kedua adalah kegiatan kunjungan ke industri atau perusahaan yang berhubungan erat dengan materi pembelajaran yang diterima di dalam kelas.
Kunjungan ke peternakan Domba |
Caption : Kunjungan ke pabrik pakan
Kami mengunjungi beberapa industri / pabrik / peruhasaan besar di bidang peternakan, perikanan dan prosessing hasil pertanian. Dimana dengan melihat system pabrikasi serta penggunaan alat-alat yang serba canggih dan otomatis kita hanya bisa terkagum-kagum, lalu serta merta kepengen menerapkannya di sekolah kita di tanah air.
Caption : Kunjungan ke pabrik pengolahan tepung telur |
aption : Kunjungan ke Pabrik Pakan ternak |
Di Pabrik atau perusahaan besar yang kami kunjungi , terlihat nyata bahwa penggunaan tenaga kerja tidaklah sebanyak yang dipekerjaan di pabrik atau perusahaan besar di negara kita, Indonesia. Hal ini karena memang sebagian besar proses pekerjaan yang ada di pabrik atau perusahaan besar di China sudah digantikan oleh mesin-mesin yang serba otomatis tadi.
Caption : Menggunakan motor listrik menuju objek wisata :Museum Taizhou |
Caption : wisata kota tua
Pada saat hari libur seperti hari minggu, kegiatan peserta magang /pelatihan adalah melihat lebih dekat lagi kota kecil Taizhou dan sekitarnya, seperti mengunjungi museum dan objek-objek pendukung lainnya yang masih berhubungan dengan program magang yang kami jalani. Biasanya yang menjadi guide kami adalah anak-anak mahasiswa asal Indonesia yang memang sudah disiapkan untuk menemani kami. Kalau jarak yang kami tempuh lumayan dekat kami pergi bersama dengan naik bis, kalau tidak , kami bepergian secara rombongan dengan memakai motor, terasa lebih asyik dan menantang saja naik motor listrik di Taizhou, dengan system lalu lintas yang terbalik dengan di Indonesia.
Semua yang kami alami selama di Taizhou rasanya menyenangkan, bahkan setelah beberapa hari pun kami sudah mulai terbiasa / enjoy saja dengan kondisi cuaca yang sangat dingin, bahkan kadang diimbangi dengan angin kencang. Kalaupun masih ada sedikit kerepotan, adalah untuk urusan makan.
Menyesuaikan lidah pribumi dengan segala aroma, rasa, serta menu masakan ala Chinese itu adalah sebuah “pe-er” yang cukup menantang, sampai akhirnya saya menganggap itu sebagai ajang “diet” atau pengurangan berat badan tak terprogram, karena buat saya pribadi memang agak sulit menerima menu makanan/ masakan yang ada di Taizhou.
Tapi , walaupun repot saya sudah berusaha menyesuaikan, setidaknya sudah mencoba beberapa menu , walau pada akhirnya kalau ke kantin kembali kepada menu andalan “ mifan he jidan” alias nasi dan telur.Beruntungnya, selang beberapa waktu kami beradaptasi, anak-anak mahasiswa Indonesia mulai menawarkan aneka masakan yang mereka buat dengan “taste” Indonesia, sungguh benar-benar merasa tertolong.
Caption : Mengunjungi dormytori atau asrama Internasional, atau asrama mahasiswa (i) Indonesia |
Caption : Talk Show JIA, perpisahan dengan mahasiswa (i) JSAHVC dengan peserta diklat/magang guru |
Salut pada kreatifitas anak-anak negeri yang sedang studi di Taizhou, mereka masih menyempatkan diri mengembangkan jiwa enterpreunernya di sela-sela kesibukan perkuliahan mereka. Ada yang mengembangkan hoby memasaknya dengan berjualan lewat medsos, ada yang asyik dengan toko-toko online nya, seru saja lihat kegiatan mereka semua.
Menceritakan tentang bisnis barang dan kuliner yang dilakukan anak anak mahasiswa di Taizhou memang menarik. Jadi seperti sebuah simbiosis mutualistis kalau menurut saya pribadi, karena saat mereka melakukan PO (Pre Order) makanan,jajanan atau barang, sasaran nya adalah kami para guru-guru magang dan teman-teman mereka sendiri. Pre Order mereka sukses, dagangan laris manis sementara kami dapat makan enak dengan selera tanah air sendiri. Itulah sisi lain suasana magang di Taizhou.
Berada selama duapuluh hari di Taizhou banyak hal yang bisa di simpan dalam memori tiap pribadi peserta kegiatan ini. Yang pasti saya terkesan dengan kebersihan di lingkungan dormitory / asrama dan kampus di JSAHVC. Hampir tidak ada saya menemui sampah berserakan di tepi jalan atau di tempat-tempat pelayanan publik lainnya.
Semua seperti telah terbiasa dengan kondisi lingkungan yang bersih, bahkan saat memasuki gerbang kampus saja kita sudah di awasi oleh petugas keamanan yang bersiaga di gerbang kampus. Setiap mahasiswa yang memasuki gerbang kampus hanya boleh membawa tas/ransel, buku pelajaran dan botol air minum. Sama sekali tidak diperbolehkan menenteng kresek berisi jajanan/makanan memasuki gerbang kampus, mungkin itulah juga salah satu alasan mengapa kampus selalu bersih dari sampah. Taman-taman tertata rapi dan indah, dengan petugas kebersihan yang selalu siap menjalankan tugasnya.
Dari sisi ini, saya berpikir sederhana, sepertinya karakter untuk mendisiplinkan setiap pribadi peserta didik saya bisa dimotivasi dengan contoh-contoh dari para mahasiswa di Taizhou ini. Walaupun memang perlu proses untuk menuju ke sana tapi menurut saya tidak ada salahnya dimulai sedini mungkin dan dari hal yang kecil terlebih dahulu, yaitu dengan pembiasaan.
Pernah ada kejadian simpel yang rekan kami alami, saat sibuk memotret dia kesulitan karena memakai sarung tangan, jadi dia lepas, dan ternyata sampai di ruang kuliah baru sadar sarung tangan yang baru dibelinya itu sudah tidak ada. Beliau mulai gelisah, saya sarankan coba sepulang perkuliahan kita runut kembali jalan kita berangkat tadi, dan benar, sarung tangan itu masih tergeletak di tempat dimana ia jatuh. Tidak ada yang mengambilnya.
Kami benar benar kagum dan mengakui bahwa di Taizhou dan China pada umumnya tidak ada kebiasaan mengambil barang yang bukan hak miliknya. Perlulah kiranya saya pun memotivasi para peserta didik dengan contoh-contoh seperti ini, untuk penguatan karakter mereka.
Dan dari sekian banyak contoh bagus yang bisa dipetik sebagai pembelajaran selama mengikuti kegiatan magang ini, tentunya yang tidak kalah penting adalah mengambil contoh positif dari cara anak-anak mahasiswa yang setiap pagi , siang dan malam berangkat kuliah /ada kelas. Cara mereka berjalan yang sangat cepat itu seperti memotivasi kita agar selalu bersemangat untuk maju dan bergerak, jika langkah kita melambat , bisa jadi kita akan terdorong/ terdepak oleh orang lain yang ingin segera sampai di tujuannya, bahkan tidak mungkin kita bisa terjatuh. Contoh pembelajaran disiplin yang sederhana tapi bermakna sangat luas.
Terlambat sampai di dalam kelas kita bisa dapat teguran dan sanksi dari para laoshi (guru). Bahkan kata anak-anak, kalau pun kita tidak masuk dengan alasan sakit, sang guru bisa saja datang langsung ke dormitory / asrama untuk menengok sekalian cek and ricek kebenaran sakitnya kita. Dari sini pun kita bisa mengambil contoh pembentukan karakter untuk dikembangkan lebih bagus lagi di tanah air pada peserta didik kita masing-masing.
Apa yang saya alami dan rasakan selama kegiatan pelatihan / magang di Taizhou sudah terdokumentasikan dalam memori saya. Banyak hal positif yang saya ambil dan akan saya share pada anak didik saya di sekolah, selebihnya jika itu ada hal yang sedikit negatife kiranya itu hanya menjadi catatan pengalaman saya pribadi.
Yang pasti, saya bahagia dan sangat bersyukur dengan rejeki dan kesempatan emas ini. Banyak terimakasih pada para pejabat pemangku kebijakan atas terselenggaranya program ini, special tentunya sangat bangga dan berterimakasih pada PPPPTK Pertanian Cianjur yang telah memfasilitasi kami semua dalam kegiatan ini, baik itu sejak tahap seleksi peserta, kegiatan Pre departure dan kegiatan Post departure.
Sesampainya saya di tanah air, yang terasa masih sangat berat adalah berpisah dengan anak-anak mahasiswa Indonesia (JIA) di Taizhou. Waktu bersama yang hanya sebentar mampu mendekatkan kami seperti sebuah hubungan antara orangtua dan anak. Saya hanya sempat menitipkan pesan sederhana pada anak-anak agar tetap menjaga ke “Indonesia” an mereka, menjaga diri mereka baik-baik, agama mereka, sopan santun mereka, dan sikap ramah tamah mereka, serta saling melindungi satu sama lain , walaupun mereka berbeda-beda suku tapi di Taizhou mereka tetap satu “INDONESIA”.
Terimakasih pada para pembaca, kritik dan saran saya terima dengan senang hati buat kemajuan saya ke depannya saya sebagai penulis pemula. Terimakasih Tak terhingga pada beliau Bapak Kepala Pusat dan segenap jajaran pejabat struktural PPPPTK Pertanian Cianjur, para WidyaIswara, dan semua rekan-rekan guru yang terlibat langsung dalam kegiatan pelatihan Pendidik dan tenaga kependidikan ke luar negeri China dan Korea.
Caption : Graduation |
Biodata Penulis :
Nama : Fathul Hayati, S.Pd.Bio
Asal sekolah : SMK Negeri 1 Salam, Magelang, Jawa Tengah