Implementasi “Teaching Factory” di SMK Negeri 1 Salam

Kesenjangan antara jumlah lulusan SMK yang terus meningkat setiap tahun dengan tidak diimbangi peningkatan peluang kerja, menjadikan angka pengangguran semakin meningkat.  Hal ini juga berarti persaingan antar pencari kerja semakin ketat. Industri atau perusahaan sebagai pengguna lulusan juga semakin leluasa memilih calon tenaga kerja yang siap kerja. Untuk itu SMK sebagai pemasok calon tenaga kerja tingkat menengah perlu membekali siswanya dengan karakter kerja yang berorientasi pada industri dalam proses pembelajarannya. Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan yaitu model pembelajaran teaching factory.

Pola pembelajaran teaching factory dirancang berbasis produksi barang/jasa dengan mengadopsi dan mangadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri, akan memberi pengalaman pembelajaran kompetensi tambahan terutama soft skill seperti etos kerja, disiplin, jujur, bertanggung jawab, kreatif, inovatif, karakter kewirausahaan, bekerja sama, berkompetisi secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat sulit diperoleh melalui pembelajaran yang diselenggarakan secara konvensional, yang pada pembelajarannya hanya dilaksanakan sampai pada pencapaian kompetensi sebagai hard skill.

Dengan semangat revitalisasi SMK, maka SMK Negeri 1 Salam berupaya menerapkan pola pembelajaran teaching factory pada semua program keahlian yang ada, yaitu Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Agribisnis Tanaman Pangan Hortikurtura, Agribisnis Ternak Unggas dan Agribisnis Perikanan Air Tawar. Hal ini tidak lain karena selama ini sudah banyak industri sebagai institusi pasangan dijadikan standar dalam memproses suatu produk hasil praktik siswa.  Produk barang hasil praktik siswa, diantaranya ; ayam pedaging, ayam petelur, aneka bibit ikan, pakan ikan, aneka bibit tanaman buah-buahan dan sayur hidroponik, bahkan produk pengolahan hasil pertanian seperti, aneka roti, sari buah salak, dan inokulum penghancur sampah yang sudah mendapatkan hak patent bernama Tricomuna.

Permasalahan yang ada dalam penerapan model pembelajaran teaching factory ini meliputi : SDM (guru) belum memahami sepenuhnya model pembelajaran tersebut;  sarana dan prasarana pembelajaran masih terbatas (alat dan bahan); pola pemasaran produk masih terbatas.

Dengan adanya bantuan Pengembangan Teaching Factory tahun 2018 ini kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya tertutama kegiatan terkait dengan model pembelajaran. Dimana kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam pembentukan karakter entrepreneurship siswa.

Tujuan Teaching Factory

  1. Meningkatkan manajemen sekolah berwawasan bisnis dan menujuTotal Quality Management sebagai upaya memenuhi kepuasan
  2. Meningkatkanmutuaktivitasbelajar-mengajar di SMK Negeri 1 Salam, sebagai upaya menghasilkan tamatan yang berkualitas.
  3. Meiningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan industri, guna meningkatkan keterserapan tamatan sebagai tenaga kerja di industri yang berkualitas.
  4. Meningkatkan jiwa wirausaha, sehingga SMK Negeri 1 Salam dapat menghasilkan pebisnis dan menjadi pengusaha yang sukses, yang dapat menciptakan peluang lapangan pekerjaan

 

Kegiatan Teaching Factory

No

Kegiatan

strategi

pelaksana

waktu

1

Pengenalan dan pemahaman konsep teaching factory (tefa)

workshop

Panitia,Guru, du/di, disdik

7 Agt 2018

2

Penyusunan program kerja pengembagan Tefa

workshop

Panitia, guru, du/di, disdik

10 Agt 2018

3

Penyusunan program kerja pengembangan tefa untuk 2 program keahlian

workshop

Panitia, guru, disdik

28 jul-4 Agt 2018

4

Penyusunan pengembangan Tefa (RDK)

Rapat

Panitia, disdik

28 Jul- 4 Agt 2018

5

Penyusunan perangkat pembelajaran tefa

workshop

Panitia, guru, dit.psmk,

8 Agt 2018

6

Pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran tefa

workshop

Panitia, guru, dit.psmk

9 Agt 2018

7

Penyusunan perangkat pembelajaran tefa (RDK)

rapat

Panitia, guru, disdik

11 dan 18 Agust 2018

8

Magang industri

magang

Guru, du/di

25/8 -15/918

9

Pengkondisian fasilitas dan sarana prasarana

Kerja praktik

Panitia, du/di, guru

4 Agust – 30 sept

10

Pembenahan tempat praktik

Kerja praktik

Panitia, guru

4 Agust – 15 okt 2018

11

Revitalisasi peralatan

pengadaan

Panitia, guru

4/8-15/10/18

12

Penataan Lingkungan

Kerja praktik

Panitia, guru

1-31 okt 2018

13

Pengembangan WEB

Kerja praktik

Panitia, guru

4/8-30 sep 2018

 

 Organisasi dan Mekanisme Kerja

Organisasi dan pelaksanaan kegiatan teaching factory di sekolah melibatkan unsur-unsur sebagai berikut :

  1. Industri Mitra
  2. Pendamping dari DitPSMK
  3. Wakasek Bidang HKI
  4. Wakasek Bidang Kurikulum
  5. Wakasek Bidang Sarpras
  6. Ketua Program Keahlian Agribisnis Tanaman
  7. Ketua Program Keahlian Agribisnis P erikanan
  8. Tim Pelaksana
  9. Semua guru kejuruan pada program keahlian Agribisnis tanaman dan perikanan

Adapun mekanisme kerja diatur sebagai berikut :

  1. Manajemen

Tim pelaksana kegiatan bantuan teaching factory di SMK Negeri 1 Salam telah dibentuk oleh Kepala Sekolah. Tim inilah yang akan melaksanakan seluruh kegiatan yang telah disusun.

  1. Tempat Praktik Siswa

Kegiatan teching factory dilakasanakan oleh siswa include dengan kegiatan pembelajaran sehingga alat dan bahan yang digunakan harus sesuai dengan standart industry baik jumlah dan spesifikasinya.

  1. Pola Pembelajaran

Teaching factory ini menjadi pola pembelajaran bagi siswa sehingga dalam pelaksasnaanya guru harus menyiapkan perangkatkan pembelajarannya seperti : Rencana Pelaksnaan Pembelajaran (RPP) dan modul-modul pembelajaran.

  1. Pemasaran

Produk hasil kegiatan teaching factory dipasarkan secara luas oleh siswa terkait dengan teknik pemasaran produk. Pemasaran produk dilakukan di sekolah dan masyarakat luar.

  1. Produk/jasa

Produk-produk yang diproduksi diharapkan mempunyai kualitas yang baik sehingga dapat bersaing di pasaran

  1. Sumber Daya Manusia

Masih terbatasnya pengetahuan guru-guru terkait model pembelajaran teaching factory ini maka perlu adanya sosialisasi dari nara sumber.

  1. Hubungan Industri

Hubungan kerjasama dengan industry sangat mutlak diperlukan dalam penyaluran alumni ke tempat kerja

 

Pelaksanaan Kegiatan

  1. Persiapan Kegiatan Teaching Factory

Persiapan kegiatan teaching factory, meliputi kegiatan;

  1. Workshop pengenalan dan pemahaman konsep teaching factory. Kegiatan ini melibatkan dinas pendidikan dan kebuyaan provinsi Jawa tengah, du/di, SMK yang telah melaksanakan teaching factory dan guru kejuruan. Adapun hasilnya berupa kesamaan pemahaman dan komitmen semua unsur sekolah.
  2. Workshop Penyusunan Program Kerja Pengembangan Teaching Factory.

Kegiatan ini melibatkan Dinas pendidikan dan kebudayaan, mitra du/di, SMK yang telah melaksanakan teaching factory, dan guru kejuruan.  Adapun hasil yang diharapkan yaitu tersusun tim pelaksana dan program kerja Teaching Factory.

  1. Rapat Dalam Kantor Penyusunan program kerja p-engembangan teaching factory. Kegiatan ini melibatkan Dinas pendidikan dan kebudayaan/BP2MK Wilayah IV dan guru kejuruan. Adapun hasil yang diharapkan yaitu; program kerja, rancangan perangkat pembelajaran, struktur organisasi dan uraian tugas, rancangan pengkondisian fasilitas dan sarana prasarana.
  2. Workshop pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran tefa.

Kegiatan ini melibatkan pendamping dari DitPSMK, mitra du/di,Dinas pendidikan dan kebudayaan, SMK yang telah melaksanakan Tefa, dan guru kejuruan. Adapun hasil yang diharapkan adalah kesamaan paham, draf perangat pembelajaran model tefa.

  1. Rapat dalam kantor penyusunan perangkat pembelajaran tefa.

Kegiatan ini melibatkan dinas pendidikan dan kebudayaan, mitra du/di, dan guru kejuruan.  Adapun hasil yang diharapkan adalah perangkat pembelajaran tefa.

  1. Magang Industri

Kegiatan ini melibatkan guru kejuruan Agribisnis Tanaman dan agribisnis perikanan dengan harapan mendapatkan hasil berupa pengalaman kerja bagi guru.

  1. Proses Pelaksanaan Teaching Factory

Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan ini merupakan kegiatan proses belajar mengajar mata pelajaran produktif pada kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) serta Agribisnis Perikanan Air Tawar (APAT) dengan menggunakan model pembelajaran teaching factory. Kegiatan pembelajaran pada kompetensi keahlian ATPH lebih menekankan pada materi produksi tanaman hias.  Sedangkan kegiatan pembelajaran pada kompetensi keahlian APAT lebih fokus pada materi pembibitan dan budidaya ikan air tawar (konsumsi; lele, nila dsb)

 

Hasil Pelaksanaan Program PengembanganTeaching Factory

  1. Kegiatan pada Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH).

Hasil pelaksanaan program pengembangan teaching factory pada kompetensi keahlian ATPH antara lain :

  1. Kesamaan pemahaman dan komitmen warga sekolah terhadap konsep teaching factory.
  2. Tim Pengembang teaching factory pada kompetensi ATPH
  3. Program kerja pengembangan teaching factory
  4. Perangkat pembelajaran model teaching factory ATPH
  5. Produk praktik pembelajaran model teaching factory, misalnya; adenium, aglonema, aneka tanaman anggrek.
  6. Kegiatan pada Kompetensi Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar (APAT)

Hasil pelaksanaan program pengembangan teaching factory pada kompetensi keahlian APAT antara lain :

  1. Kesamaan pemahaman dan komitmen warga sekolah terhadap konsep teaching factory.
  2. Tim Pengembang teaching factory pada kompetensi APAT
  3. Program kerja pengembangan teaching factory
  4. Perangkat pembelajaran model teaching factory APAT
  5. Produk praktik pembelajaran model teaching factory, misalnya; bibit ikan lele, ikan nila, dan aneka ikan air tawar

Kegiatan-kegiatan dalam gambar (SG)

 

Gambar : Kegiatan Workshop Teaching factory penyusunan perangkat pembelajaran/kurikulum bersama du/di, dinas pendidikan dan kebudayaan, pendamping dit PSMK, SMK yg telah melaksanakan model tefa, guru kejuruan SMK N 1 Salam

Gambar : Kegiatan Workshop Teaching factory penyusunan perangkat pembelajaran guru kejuruan SMK N 1 Salam dengan Pendamping nara sumber Dit.PSMK.

 

 

Gambar : Kegiatan model pembelajaran tefa dengan hasil  praktik tanaman anggrek

 

Gambar : Kegiatan pembelajaran model  tefa pada pembuatan pakan ikan

 

Gambar  : Produk Kegiatan model pembelajaran Tefa budidaya ikan lele

Gambar : Aktivitas siswa praktik dengan model pembelajaran Tefa Perbanyakan tanaman hias

 

 

Gambar : Produk kegiatan praktik model pembelajaran tefa aneka tanaman hias di green house

 

Gambar : Produk sari buah salak hasil praktik model pembelajaran tefa

 

SHARE :
LINK TERKAIT